Senin, 14 Juli 2008

Asma Sekolah

Minggu ini adalah minggu pertama Asma masuk sekolah. Sejak hari ahad Asma sudah tak sabar ingin cepat-cepat pergi ke sekolah barunya. Berkali-kali dia memastikan bahwa seragamnya sudah disetrika, tasnya sudah siap dan sepatunya sudah ada.
" Mi, baju sekolah Asma sudah kan ??" Bolak-balik Asma membuka lemari pakaiannya. Saya dan neneknya sampai geli melihat tingkahnya.

Senin pagi Asma sudah bangun pagi. Rutinitas baru mulai saya perkenalkan. Biasanya pagi-pagi Asma bisa bersantai sebentar lihat kartun lalu ikut menyiram tanaman. Tapi mulai senin ini begitu bangun Asma minum habbatussauda untuk menjaga daya tahan tubuh. Nonton kartun sebentar curious george sambil minum susu dan sarapan. Jam 7 mandi.

Berangkat ke sekolah diantar ummi n abi. Seminggu petama orang tua boleh nungguin sampai jam pulang sekolah. Oh ya nama sekolah Asma TKIT Nurul Ilmi. Awalnya kami khawatir Asma akan menangis atau takut tapi alhamdulillah Asma konsisten dengan janjinya untuk belajar mandiri. Sebelumnya saya pernah mengikutkan di PAUD ( Pendidkan Anak usia Dini ) yang ada di kantor RW di rumah. Tapi Asma harus ditungguin umminya di dalam kelas karena ibu-ibu yang lain juga nungguin anaknya di kelas. Akibatnya ruangan kantor RW yang sempit makin terasa panas. Suasan bermain dan belajar pun jadi tidak kondusif akhirnya Asma berhenti di PAUD.

Di Tk ini Asma mau masuk kelas sendiri walaupun kadang Asma maih banyak diamnya... Saya sendiri lebih memilih ngumpet. Sengaja tidak menongolkan wajah di jendela atau masuk kelas. Hanya ketika jam makan saya ke kelas untuk memastikan Asma sudah mengenali tasnya.

Di hari kedua Asma sudah makin 'cair' dan mau ngobrol dengan temannya walau ketika tadi saya tanya siapa nama temannya Asma bilang belum tahu . PR besok pagi adalah mengenalkan Asma Pak usman tokeng ojeg khusus untuk menjemput Asma pulang sekolah.
Met sekolah sayang....

Kamis, 10 Juli 2008

Bertemu teman

Saya mengamati sosok berjilbab biru di depan Masjid ARH UI Salemba. Sepertinya wajah akhwat tersebut sangat familiar. Agak ragu saya melempar senyum, dia juga terlihat bingung memandang saya.

Spontan dengan setengah pede saya berteriak memanggil..," Ika ?!!" Reflek dia menyahut," Hai..Yubai..". kami pun mendekat dan saling berpelukan.

Subhanallah..tak menyangka bisa bertemu dengan sahabat masa SMA di tempat yang jauh dari daerah asal kami, Magelang. Bahagia sekali rasanya. Ika adalah teman seperjuangan dulu di Rohis. Baru satu menit kami ngobrol tiba-tiba dari masjid keluar lagi sesosok muslimah. Begitu melihat saya dia pun berteriak," Mbak Yubaidah.." Masya Allah...Inung teman kuliah. Ika dan Inung ternyata sama-sama kenal karena mereka sama-sama tugas belajar di pasca sarjana UI. Kami tertawa menyadari betapa sempitnya dunia ini.

Begitulah skenario Allah. Allah yang mempertemukan dan Allah jualah yang memisahkan. Tapi sebagai muslim ikatan aqidah menjadi pemersatu antar umat Islam...Di multiply ini pun saya bisa bertemu dengan sahabat-sahabat lama seperti : Titin, hensi, Wenny, Mbak Aan, Ana dll. Selain itu juga menambah sahabat-sahabat baru. Indahnya Ukhwah....

Rabu, 02 Juli 2008

Lupa yang menjadi Beban

Sore yang kacau...
Dari pagi hingga siang aku mengantar ibu mertua ke pasar baru. Walau perut buncit tapi aku enjoy saja sekalian olahraga. Kebetulan liburan sekolah ini ibu mertua dapat titipan belanjaan dari kakak yang di Malang.

Setelah puter-puter pasar baru sekitar 3 jam dan menenteng belanjaan seabreg juga menggandeng Asma dan Askia ( sepupu Asma ) kita langsung naik taksi ke rumah. Di jalan aku baru ingat kalau harus periksa mingguan ke dokter. Akhirnya taksi berbelok arah menuju ke Harapan Kita daripada harus bolak balik ke rumah kan capek dan boros.

Di Harapan Kita nunggu sekitar 1 jam-an . Anak-anak sudah bete karena kecapekan. Alhamdulillah akhirnya dipanggil juga sama susternya. Karena usia kandungan sudah 9 bulan makanya harus periksa perminggu. Alhamdulillah kondisi kandungan baik dna sehat. Begitu selesai kit apulang. Kebetulan di luar ada taksi kosong.
Saking semangatnya pengen cepat pulang aku lupa kalau belum bayar biaya periksa. Astaghfirullah..... aku sadar kalau belum bayar setelah sampai di Tebet. Mau balik lagi ke rumah sakit kok jauh banget mana macet. Tapi kalau tidak segera membayar tersa jadi beban berat.

Aku nyoba telpon ke poli kebidanan dan minta no rek untuk transfer biaya periksa. Tapi alhamdulillah mereka mau mengerti dan menganjurkanku untuk bayar senin depan. Agak lega sih tapi tetap jadi beban karena punya utang. Semoga Allah memberi kesempatan padaku untuk melunasi utang tersebut.