Secara fisik lelaki itu sudah tua. Tubuh hitamnya keriput dimakan matahari. Gigi-giginya banyak yang ompong. Posturnya pendek dan agak bungkuk. Tetapi lelaki itu sangat istimewa karena setiap pagi teriakannya ditunggu-tunggu oleh ibu-ibu di kampung sebelah komplek. “Mang Jeguk sudah lewat belum??’ dijawab , belum dengar tuh teriakannya…” Saya juga termasuk bagian dari ibu-ibu yang menunggu-nunggu kedatangan Mang Jeguk.
Siapakah Mang Jeguk yang kedatangannya ditunggu-tunggu mirip artis idola ?? Yaa Mang Jeguk memang bukan artis idola juga bukan anggota legislatif yang sedang bagi-bagi sembako. Mang Jeguk hanyalah seorang tukang sayur sederhana. Dagangannya pun sangat sederhana yang ditaruh di gerobak yang mungkin umurnya sudah puluhan tahun. Setiap pagi dia lewat menawarkan dagangannya dengan baju lusuh dan caping bututnya. Yang membuatnya spesial adalah sayurannya harganya sangat murah. Ketika cabe mahal sampai di atas dua puluh ribu dia tetap mau melayani orang yang membeli cabe seribu rupiah . Dengan uang sepuluh ribu saya bisa mendapatkan bayam, jagung manis,
Pernah suatu siang saat hujan lebat mengguyur Jakarta Mang Jeguk tetap berteriak menjajakan dagangannya. Tubuh tuanya menggigil, hanya ditutupi selembar plastik dan caping lusuhnya. Bibirnya biru menahan dingin. Dagangannya masih separoh gerobak. Saya minta dia beristirahat di rumah saya sambil minum kopi dan ganti baju. Alhamdulillah ada baju hangat yang masih bagus. Sambil bbil memilih sayuran saya bilang pada beliau, “ Sudahlah Mang, kalau hujan kayak gini gak usah jualan. Istirahat di rumah saja….” Jawabnya,” Aduh Neng kalau Mang gak jualan kumaha beli beras buat anak-anak…”. Sontak mata saya memanas. Terharu mendengar jawabannya.
Sebenarnya anak-anak Mang Jeguk sudah besar dan sudah mandiri semua. Mereka juga meminta bapaknya untuk tidak berdagang lagi. Tapi bertahun-tahun setelah istrinya meninggal, Mang Jeguk menikah lagi. Perempuan yang dinikahinya bukanlah gadis muda ataupun janda kembang. Mang Jeguk menikahi janda tua dengan 6 anak yang separuhnya masih kecil. Katanya, niat menikahi janda itu untuk melindungi dan menafkahi anak-anak yatim. Subhanallah.
Mang Jeguk bukanlah orang religius yang rajin beribadah. Beberapa kali dia tidak shalat jumat dan entah dengan ibadah lainnya. Tapi dia punya keshalihan sosial yang tinggi melebihi orang-orang yang mengaku shalih. Semoga Allah membuka pintu hidayah-Nya agar dia lebih mendekat ke Allah dan melapangkan rizki untuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar