Setelah bernegoisasi dengan teman-teman kantor akhirnya aku bisa pulang duluan. Kupacu mushasiku ke arah kampus UGM. Dan ketika sampai di sekip tiba-tiba musashi mogok. Waduh....padahal aku harus ngisi kajian setengah dua. Alhamdulillah ada bengkel di dekat tempat mogok. Pak bengkel tampak kepayahan membongkar musashi. Akhirnya dia ngaku kalau lagi belajar otak atik motor. Duh tambah lemes deh..khawatir musashi tambah parah sakitnya.
Alhamdulillah tukang bengkel yang asli datang. Diutak atik sebentar musashi pun sehat kembali.
******
Ba'da ashar aku ke rumah Mbak Iftah. Kali ini pakai motor astrea cling..modal pinjaman. Hehehe...musashi diistirahatkan. Khawatir mogok lagi. Sesampainya di Mbak Iftah aku bantu beres-beres dikit. Mbak iftah itu orangnya enak . Kalau main ke rumahnya kita diperlakukan seperti keluarga sendiri.
Akhirnya waktu yang dinanti tiba.. Di ruang tamu terdengar suara ikhwan bicara. Kupertajam kupingku..sepertinya ada suara yang sangat familiar. Kayaknya suara Begin..nah lho kok ada Begin segala..
Mbak Iftah membuka tirai pembatas. Akhirnya kami semua bertatap muka.
'Ooo ini yang namanya Fikri. Kok endut ya' pikirku
"Bagaimana kalau kita mulai," suara Pak Rinto membuyarkan kebengonganku. Kami saling bercerita dan bertanya jawab.. Aku juga ngaku kalau gak bisa masak. Maksudnya masak yang susah-susah. Kalau sekedar masak air, nasi dan sayur bayam sih bisa..Setelah cukup lama Bu iftah menanyakan apakah proses akan berlanjut atau tidak.
" Terserah Mbak Yubaidah saja...," jawab Fikri.
" Lho kok terserah saya sih...," sanggahku.
"Kalau gitu saya mau lanjut. Insyaa Allah besok Sabtu saya bersilaturahim ke orang tua anti..,"
Saya melongo. Besok..cepat amat. Aku kan belum bicara ke orang tuaku.
" Jangan besok Pak. Ahad aja. Saya butuh waktu untuk bicara ke orang tua.."
Akhirnya waktu yang dinanti tiba.. Di ruang tamu terdengar suara ikhwan bicara. Kupertajam kupingku..sepertinya ada suara yang sangat familiar. Kayaknya suara Begin..nah lho kok ada Begin segala..
Mbak Iftah membuka tirai pembatas. Akhirnya kami semua bertatap muka.
'Ooo ini yang namanya Fikri. Kok endut ya' pikirku
"Bagaimana kalau kita mulai," suara Pak Rinto membuyarkan kebengonganku. Kami saling bercerita dan bertanya jawab.. Aku juga ngaku kalau gak bisa masak. Maksudnya masak yang susah-susah. Kalau sekedar masak air, nasi dan sayur bayam sih bisa..Setelah cukup lama Bu iftah menanyakan apakah proses akan berlanjut atau tidak.
" Terserah Mbak Yubaidah saja...," jawab Fikri.
" Lho kok terserah saya sih...," sanggahku.
"Kalau gitu saya mau lanjut. Insyaa Allah besok Sabtu saya bersilaturahim ke orang tua anti..,"
Saya melongo. Besok..cepat amat. Aku kan belum bicara ke orang tuaku.
" Jangan besok Pak. Ahad aja. Saya butuh waktu untuk bicara ke orang tua.."
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar