Asma, melihat wajahmu yang sedang terlelap tidur ada rasa bersalah menyelusup di relung hati ummi. Akhir-akhir ini kamu sering rewel dan marah-marah. Imbasnya Ummi pun kadang terpancing ikut marah. Apalagi di usiamu sekarang kamu mulai ingin menunjukan eksistensimu sendiri.
Mandi berlama-lama sampai kedinginan akhirnya masuk angin. trus meniru semua yang Ummi lakukan. Karena Bik Yeyen pulang kampung otomatis pekerjaan rumah kuhandle. Ummi ngepel kamu ikutan ngepel. Air tumpah kemana-mana dan kamu terpeleset. Ummi setrika, kamu ikutan setrika. Walau tak pakai setrika beneran, yang jadi korban adalah handphone ummi atau remote TV. Kadang walau capek dan kesel tapi Ummi mencoba menikmatinya sebagai sarana bermain dan belajar denganmu.
Tapi yang kadang sering memancing emosi adalah keinginanmu yang harus segera dituruti. Kalau minta balon berarti harus ada sekarang. Seperti tadi sore ketika kita jalan-jalan tanganmu menunjuk layangan kecil. Ummi minta kamu memilih antara layangan dan balon. Kamu pilih layangan. Tapi begitu layangan sudah di tangan kamu merengek minta balon. Ummi kekeuh tidak membelikan. Dan sepanjang jalan kamu menangis. Orang - orang melihat Ummi dengan tatapan seolah ummi orang terpelit di dunia...
Nak, ummi hanya ingin mengajarimu agar menepati janji dan tidak suka jajan... Tapi mungkin ummi harus banyak instropeksi dan belajar agar tidak terlalu kaku mengajarimu. Sering ummi meneteskan air mata setiap menjelang tidur kau pegang tangan ummi sembari bilang," Tangan ummi nyaman..Asma seneng pegang tangan ummi..." Lalu kau cium tangan ummi. Dan kau pun sudah belajar ketika melakukan kesalahan kau meminta maaf, " Maafkan Asma ya..."
Nak, maafkan ummi ya karena ummi belum bisa jadi ummi yang baik. Kita belajar sama-sama ya dengan abi juga untuk menciptakan surga di rumah kita..