Minggu, 28 Desember 2008
bungaku sayang bungaku malang
Dalam sebulan ini sudah 2 tanaman yang mati. Pillow cardinal yang harganya bisa di atas seratus dan puring import. Aglonemanya juga mulai lemes. Butterfly si aglo yang pertama kali dibeli nenek daunnya sudah menguning dan akarnya busuk. Sirih hitamnya kemarin sempat meranggas. Setelah kucemplungin di kolam, alhamdulillah segar kembali.
Aku siap-siap aja dimarahin nenek..hehehe.. tapi yang bikin sedih tanaman-tanaman itu kan dirawat nenek dengan sepenuh cinta. Akunya mungkin yang kurang telaten. Maafkan aku ya bunga-bunga...maafin ubai ya nek..
Selasa, 23 Desember 2008
Asma , sang negosiator ulung
Begitu serunya kami berdiskusi sampai intonasi suara kami terdengar seperti orang bertengkar. Dan Asma yang duduk di jok depan menoleh ke arahku. "Ummi, ayo minta maaf ke abi," katanya. " Abi juga minta maaf ke ummi. Gak boleh bertengkar lho, nanti dimarahi Allah. Ayo saliman.."
Kontan saya dan suami ketawa.
"Kita gak bertengkar kok..ini namanya diskusi.." jelas saya ke Asma
" Iya, abi dan ummi gak bertengkar kok. Ummi sih kalau ngomong keras gitu.." kata suami
" Lho..abi juga.." saya jadi manyun
Asma berdiri dan mengambil tangan saya.
" Udah..saliman ayo..."
Saya dan suami salaman sambil ketawa. Asma..Asma...
Jumat, 19 Desember 2008
Surat untuk Ibuku dan Ibu Mertuaku
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibu, lama nian kita tak bersua dan belum aku sempat untuk mengunjungimu lagi. Kini di saat banyak orang sibuk menggelar pesta untuk ' hari ibu' aku merasakan kerinduan yang teramat sangat. Hari ibu, ahh..ku mengerti kau tak pernah peduli dengan perayaan seperti itu bahkan tahu pun tidak.
Ibu , sembilan bulan lebih kau jaga aku di rahimku lalu kau susui aku 2 tahunan bahkan ketika engkau harus berjualan di antara panggangan matahari. Aku yang masih bayi merah kau bawa kemana-mana ke pasar, ke sawah...karena tuntutan periuk yang harus mengepul.
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Ibu...perjuangan dan pengorbananmu tak ternilai harganya. Engkau adalah matahari yang selalu bersinar walau awan gelap sentiasa melukaimu dengan cobaan. Ketegaranmu menggiringku untuk selalu kuat bertahan dalam pergulatan hidup ini.
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Entah dengan apa kumembalas semuanya. Rasulullah mengajariku dan umatnya untuk selalu memuliakan ibu. Bahkan kepada Ummu Aiman yang hanya sekali menyusui beliau, Rasulullah selalu memuliakannya. Juga kepada Halimatus Sa'diyah..Dan Allah Yang Maha Agung pun memerintahkan hamba-Nya untuk bersikap baik kepada orang tua kita. Dan sudahkan aku memuliakan engkau?? Apalagi berbuat baik kepadamu...
Ibu,aku tahu balas budi yang kau harapkan bukanlah hitungan matematis yang dikukur dengan nilai rupiah..Aku tahu engkau mengharapkan balas budi berupa akhlak..tapi sudahkah aku memenuhinya..
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu...
Ibu, aku selalu terkenang saat menemanimu tahajud di longkang..di bawah sinar rembulan dan kerlip bintang. Kulihat betapa engkau mengharu biru menyebut setiap nama anakmu dan memohonkan keselamatannya pada Allah Yang Maha Berkuasa.
Ibu, dan kini di senja usiamu aku pun hanya mampu mengirimi doa..Cinta pun hanya terkirim lewat doa..Ibu maafkan anakmu ini yang belum mampu merawatmu di masa rentamu. Tapi yakinlah ku kan selalu mengirimi doa dan cinta.. Doa yang kupanjatkan di setiap sujudku.. dan cinta yang kukirim lewat hembus angin.. Ibu ..moga Allah memberkahimu selalu.
Senin, 24 November 2008
Lamaran
Ksatria samurai yang senantiasa menginspirasiku
Dan dia bukanlah Taiko
Pelayan berwajah monyet yang menjadi Kaisar
Dan senantiasa mengilhamiku dengan kecerdasan-kecerdasannya
Tapi bisa jadi
Dia adalah pangeranku
Yang kan merajai hatiku
Dan menyelamatkanku dari kesendirian
Setelah ta'aruf dengan keluargaku akhirnya Kang Fikri memutuskan untuk mengajak keluarganya mengkhitbahku. Sebelum 'lamaran' aku dan Kang Fikri berkomunikasi via Begin Troys. Jadi baik aku maupun Kang Fikri tidak punya nomor hp masing-masing . Dan hal ini yang jadi pemicu konflik di keluarga Kang Fikri. Ceritanya gini...
Sebelum keluarga Kang Fikri ke rumah aku disuruh kenalan dulu dengan keluarganya di penginapan. Tiba di penginapan Kang Fikri tidak ada. Aku langsung ketemu dengan calon ibu mertua dan calon kakak ipar. Awalnya calo ibu mertua ramah tapi ketika aku disuruh nelpon Kang Fikri trus aku bilang tidak punya nomor hpnya beliau jadi emosi. " Lha mau nikah kok gak punya nomor telpon masing-masing trus berkomunikasinya gimana ??" Aku jelaskan kalau kami berkomunikasi via Begin. Wah beliau tambah sewot, " Emang Begin yang mau nikah...!!" Bla..bla...duh..kesan pertama sudah menyeramkan tapi alhamdulillah lamaran berjalan sukses.
Tragedi itu belum berakhir. Rencana pernikahan kami yang awalnya tidak ada pertentnagan mulai diusik. Ibu Kang Fikri mulai mempertanyakan 'sejauh mana kami saling kenal satu sama lain'. Yang nikah setelah pacaran bertahun-tahun saja banyak yang kandas apalagi tidak kenal sama sekali. Dan setelah saya menikah saya juga tahu bahwa rencana pernikahan kami menjadi gosip hangat di tetangga ( tetangga depan dan samping rumah sudah seperti keluarga). Katanya sering sekali Ibu dan Kang Fikri bertengkar (*beda pendapat). Mulai soal undangan, seserahan...pokoknya ramai.
Selidik punya selidik ternyata Kang Fikri kurang sosialisasi soal gaya 'pernikahan' kami yang tanpa pacaran.
Sedang di keluargaku adem ayem..hehehe..maklum aku terbiasa memutuskan segala sesuatu sendiri tanpa intervensi siapa pun. Kalau aku sudah memilih jalan ya dijalani dan resiko ditanggung sendiri tapi doa orang tua senantiasa menyertai.
Selama ta'aruf dan lamaran aku menyimpan rapat prosesku dengan Kang Fikri di lingkungan teman-temanku di kampus dan di kantor. Bahkan teman-teman dekatku termasuk Merry, Rubu, dan Munif yang kukorek habis-habisan untuk cari info tentang Fikri tidak pernah curiga sedikitpun. Dan ketika kami sedang berkumpul di rumah Bu Attin. Tiba-tiba Bu Attin bicara, " Kayaknya Ubai ada kabar gembira nih..ayo cerita dong ke teman-teman.." Waduhhh..aku kaget karena gak siap dan mukaku jadi merah pias. Semua mata menatapku. Duh...Akhirnya," Saya akan menikah tanggal 21 Desember dengan Fikri Abdurahman..."
"Ubai...." Rubi berteriak..
"KOk gak cerita-cerita sih..."
Dan ternyata gosip itu juga menyebar di kalangan ikhwan. Awalnya saya kira teman-teman akhwat tadi yang nyebarain tapi ternyata penyebarnya adalah Kakak Kang Fikri yang lagi ambil S2 di Ugm...yahhh
Selasa, 18 November 2008
Foto Bareng Gola Gong
Rupanya kami datang kepagian jadi harus nunggu pintu dibuka. Alhamdulillah Azzam dan Asma gak rewel. Suami ketemu teman kantornya. Saya duduk di kursinya Pak Satpam yang bertampang serius sambil mengamati pengunjung lainnya. Tiba-tiba mata saya tertuju satu sosok yang sepertinya sangat familiar. Saya coba mengingat-ingat tapi memorinya tetap tak muncul. Saya amati lagi postur laki-laki itu. Baru saya ingat kalau orang itu adalah Gola Gong..wajahnya mirip dengan foto yang ada di buku Balada Si Roy. Waktu SMP saya kesengsem berat dengan buku itu selain buku Musashi dan Taiko.
" Abi, tuh ada Gola Gong..," bisik saya ke suami.
"Mana...??" tanya suami.
"Tuh yang pakai koko ijo. Ummi harus beli bukunya..."
*****
Jam sepuluh kita masuk ke area pameran di JHCC. Beda dengan di Istora di JHCC tempatnya bersih dan ber-ac. Setelah beli buku cerita dan edu game untuk Asma saya nyari bukunya Gola Gong. Akhirnya dapet juga plus tanda tangan langsung dari Gola Gong. Suami dan Asma berpose bareng Gola Gong. Lumayanlah sedikit narcis..hehehe..Salutnya buku-buku Gola Gong tidak mahal. Dari situ kita muter-muter lagi. Setelah dapet buku-buku lainnya kita pulang khawatir teler..maksudnya dompetnya yang teler karena setiap melihat buku saya pasti minta dibeliin. Hehehe..
Di rumah kita mau pamer foto bareng Gola Gong ke nenek tapi foto bareng Gola Gongnya setelah dicari-cari di file hp gak ketemu. Yach...jangan-janagn kehapus saat diotak atik ama Asma. Gak jadi deh foto bareng Gola Gong...
Minggu, 16 November 2008
Ta'aruf
Setelah bernegoisasi dengan teman-teman kantor akhirnya aku bisa pulang duluan. Kupacu mushasiku ke arah kampus UGM. Dan ketika sampai di sekip tiba-tiba musashi mogok. Waduh....padahal aku harus ngisi kajian setengah dua. Alhamdulillah ada bengkel di dekat tempat mogok. Pak bengkel tampak kepayahan membongkar musashi. Akhirnya dia ngaku kalau lagi belajar otak atik motor. Duh tambah lemes deh..khawatir musashi tambah parah sakitnya.
Alhamdulillah tukang bengkel yang asli datang. Diutak atik sebentar musashi pun sehat kembali.
Akhirnya waktu yang dinanti tiba.. Di ruang tamu terdengar suara ikhwan bicara. Kupertajam kupingku..sepertinya ada suara yang sangat familiar. Kayaknya suara Begin..nah lho kok ada Begin segala..
Mbak Iftah membuka tirai pembatas. Akhirnya kami semua bertatap muka.
'Ooo ini yang namanya Fikri. Kok endut ya' pikirku
"Bagaimana kalau kita mulai," suara Pak Rinto membuyarkan kebengonganku. Kami saling bercerita dan bertanya jawab.. Aku juga ngaku kalau gak bisa masak. Maksudnya masak yang susah-susah. Kalau sekedar masak air, nasi dan sayur bayam sih bisa..Setelah cukup lama Bu iftah menanyakan apakah proses akan berlanjut atau tidak.
" Terserah Mbak Yubaidah saja...," jawab Fikri.
" Lho kok terserah saya sih...," sanggahku.
"Kalau gitu saya mau lanjut. Insyaa Allah besok Sabtu saya bersilaturahim ke orang tua anti..,"
Saya melongo. Besok..cepat amat. Aku kan belum bicara ke orang tuaku.
" Jangan besok Pak. Ahad aja. Saya butuh waktu untuk bicara ke orang tua.."
Senin, 10 November 2008
Azzam bisa tengkurep
Aku yang lagi asyik makan segera ke kamar dan melihat Azzam sedang asyik ngenyot pergelangan tangannya.
'Alhamdulillah..." kataku.
Sudah seminggu ini Azzam belajar tengkurap. Awalnya dia tengkurap tapi belum bisa ngatur posisi tangan. Jadi kita yang membantunya. Tapi sejak kamrin dia sudah lihai tengkurep sendiri. Malah sudah muter-muterin badan.
Alhamdulillah..terimakasih ya Allah. Lindungilah anak-anak hamba..jadikan mereka sebagai anak yang shalih dan shalihah
Tentang Fikri
Kutunggu-tunggu tak ada juga balasan dari Mbak Merry. Mungkin dia lagi sibuk berat. Sore hari ba'da maghrib terdengar dering pesan masuk di HP Ericksonku. Oh ya HP Ericson ini kubeli sangat murah dari Nanang ( suami Ririn ), hanya 100 rb. Walau HPnya gedhe banget tapi bandel. Berkali-kali jatuh tidak rusak. Dan lumayan bisa untuk senajta bertahan kalau ada orang jahat. Kubuka HP-ku. 'New Message'. Hmm..dari Merry. Kubaca isinya..."Fikri itu baik,lucu dan gaul" Bik,lucu dan gaul...kurang diskriptif. Kalau aku nanya-nanya lebih detail gak enal kayaknya karena Merry lagi sibuk.
"Mbak, Bendahara Komsat UGM dulu kalau diundang dana usaha KAMDA kok jarang datang ya.." pancingku.
"Oh itu si Fikri." jawab Munif.
"Yang mana sih Mbak orangnya.."
"Lho kamu gak tahu tho.. Wong akhwat-akhwat suka geli kalau ingat pas Fikri jadi pjs KOMSAT..."
Beneran kata Mbak Merry kalau Fikri orangnya lucu.
" Mungkin saking pusingnya mikirin KOMSAT, dia itu pernah rapat kayak orang belum mandi. Rambutnya acak-acakan , tampangnya kumel..." Munif ketawa geli.
Waduh...
"Tapi orangnya amanah, mungkin pas diundang KAMDA dia lagi sibuk jadi gak bisa datang"
Lumayanlah dapat tambahan info lagi. Selain itu aku juga mengorek keterangan dari akhwat lain. Sebenarnya sih banyak ikhwan yang bisa dikorek infonya tapi gak pedelah. Ada Pipit alias Fitrian ( Suaminya BundaSalmawafa ), Begin, Memet...
Kamis, 06 November 2008
BioData
" Daya Prosumen Mandiri, selamat siang.." kataku .
"Assalaamu'alaikum. Bisa bicara dengan Mbak Yubaidah.." sebuah suara yang sangat kukenal terdengar di ujung telpon.
" Wassalamu'alaikum warahmatullah. Saya sendiri. Ini Bu Iftah ya.." jawabku.
"Iya . Bisa tidak nanti sore anti ke rumah. Ada yang ingin saya bicarakan.."
" Insyaa Allah Bu..." jawabku. Setelah telpon ditutup aku jadi bertanya-tanya kira-kira ada apa kok Bu Iftah ingin mengajakku bicara sore ini juga. Padahal besok Jumat aku juga ke rumahnya. Jangan-jangan ada masalah serius denganku...tapi tentang apa. Bingung deh.
" Mbak Ubai, kenal dengan Fikri Abdurachman tidak ??" tanyanya setelah kami duduk di ruang tamunya. Fikri Abdurachman, rasanya aku pernah dengar nama anak itu. Oh ya, aku ingat dia pengurus KAMMI Komisariat UGM.
" Tahu sih iya Mbak tapi kenal secara langsung tidak.." Aku memang pernah beberapa kali ada dalam satu forum dengan Fikri tapi tidak pernah bicara secara pribadi. Wajahnya saja sudah agak lupa kayak apa.
"Ada pa sih Mbak. Urusan dakwah kampus ya ??" tanyaku menebak. Setahuku Fikri sudah lulus dan tidak berdomisili di Jogja lagi.
Bu Iftah hanya tersenyum sambil mengulurkan amplop putih padaku.
"Ini biodata Fikri Abdurachman. Lihat dulu dan istikharah. Kalau ada kemantapan untuk lanjut ta'aruf nanti bilang ke saya..."
Aku terkejut. Biodata???
"Saya kasih waktu 2 minggu ya agar tidak kelamaan..Bismillah aja ya.." Saya mengangguk sambil terbengong-bengong. Jujur saja saya belum siap untuk ta'aruf. Dan Fikri Abdurachman ?? Saya tidak tahu banyak tentangnya..Saya harus jadi detektif nih untuk mengorek keterangan tentang Fikri. Teman-teman tak boleh sampai ada yang tahu. Iya kalau nanti lanjut kalo gak kan tengsin..
Rabu, 05 November 2008
Kisah Nabi Musa as
Ketika lahir, ibunda beliau merasa was-was, khawatir anaknya jatuh ke tangan Fir’aun, sebab hal itu bukan mustahil terjadi, mengingat penguasa yang diktator ini banyak mengirim mata-matanya ke seluruh penjuru negeri, khususnya untuk menyelidiki aktivitas kaum wanita Bani Israil yang hamil dan jenis kelamin bayi-bayi mereka yang lahir. Dan apabila yang ditemukan adalah bayi laki-laki, maka dibunuh.
Secara kebetulan, rumah keluarga beliau ditakdirkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala terletak di dataran yang menjorok ke Sungai Nil. Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberikan ilham kepada ibundanya, agar meletakkan sang anak ke dalam peti, lalu dihanyutkan ke laut, sembari mengikatnya dengan tali agar tidak dibawa oleh arus air yang deras. Tetapi, sebagai kasih sayang Allah terhadap ibundanya, Alloh Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan kepadanya, yang artinya “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa ; “Susuilah dia dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguh-nya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul”. (QS: Al-Qashash: 7)
Pada suatu hari, tatkala sang ibu menghayutkan peti yang berisi sang bayi tersayang ke laut, tiba-tiba tali pengikatnya lepas, sehingga terbawa oleh arus. Rupanya, Alloh Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan peti tersebut jatuh ke tangan keluarga Fir’aun, kemudian diserahkan kepada isteri Fir’aun, Asiah.
Saat melihat rupa bayi tersebut, dia sangat senang sekali. Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah menumbuhkan rasa cinta di hati orang-orang terhadapnya, sehingga berita tentangnya pun tersiar ke seluruh pelosok negeri. Juga, tak ayal berita itu pun sampai ke telinga Fir’aun lalu dia mengirimkan bala tentara untuk menyelidiki dan membunuhnya. Namun, sang istri yang baik hati, memintanya agar tidak membunuh sang anak, sebab dia begitu menyenangkan dan siapa tahu kelak bisa berguna dan benar-benar menjadi anak mereka berdua. Karena bujukan sang istri, sang bayi itu pun selamat dari pembunuhan.
Saat yang sama istri Fir’aun sendiri cepat tanggap dalam memberikan layanan terhadap sang bayi. Dia mengundang para penyusu bayi dari pelosok negeri dan meminta mereka mencoba untuk menyusui sang anak, tetapi tak satu pun dari mereka yang bisa melakukannya. Karena bingung, mereka membawanya ke luar untuk berjalan-jalan dan berharap Alloh Subhanahu wa Ta’ala mempertemukannya dengan seseorang yang tepat. Dan akhirnya, melalui saudara perempuan Nabi Musa ‘Alaihis Salam sendiri ia menemukan penyusu yang (juga) tak lain adalah ibu kandung sang bayi.
Terkait dengan kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam, di sini akan dipaparkan lima belas pelajaran penting yang dapat dipetik dari sekian banyak pelajaran penting lainnya. Diantara pelajaran-pelajaran tersebut adalah:
- Kasih sayang Alloh Subhanahu wa Ta’ala terhadap ibu nabi Musa ‘Alaihis Salam. Di antara tanda-tanda kasih sayang tersebut: Pertama, Alloh Subhanahu wa Ta’alaSubhanahu wa Ta’ala menyelamatkan anak kesayang-annya yang dibawa arus Sungai Nil. Kedua, Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan berita gembira bahwa Dia akan mengem-balikan sang anak ke pangkuan ibundanya lagi. Ketiga, Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan air susu wanita-wanita penyusu lainnya masuk ke mulut anaknya yakni sang bayi, padahal dia sangat membutuhkan air susu tersebut. memberikan ilham kepada ibunda Nabi Musa, sehingga dengan cara itu Alloh
- Bahwa tanda-tanda yang diberikan oleh Allah dan pelajaran yang dapat diambil dari umat-umat terdahulu hanya bisa diraih oleh orang-orang yang beriman, sebagaimana Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman”. (QS: Al-Qashash: 3)
- Bahwa apabila Alloh Subhanahu wa Ta’ala menghendaki sesuatu, Alloh Subhanahu wa Ta’ala akan menyediakan sebab-sebabnya dan akan mendatang-kannya secara bertahap, bukan sekaligus.
- Umat yang lemah betapa pun kondisi lemahnya, tidak semestinya diliputi oleh kemalasan di dalam merebut kembali hak-haknya, apalagi sampai berputus asa untuk meraih hal yang lebih tinggi, khususnya bila kondisi mereka terzhalimi.
- Bahwa selama umat ini terhina dan tertindas, namun tidak bergerak menuntutnya, maka tidak mungkin dapat menjalankan urusan agamanya secara bebas. Demikian pula dengan urusan duniawinya.
- Bahwa ketakutan yang bersifat alami terhadap makhluk, tidak menafi-kan keimanan, apalagi menghilangkan-nya. Hal inilah yang terjadi terhadap Ibunda Musa dan Musa sendiri.
- Bahwa iman bisa bertambah dan berkurang berdasarkan firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah)” (QS: Al-Qashash: 10)
Yang dimaksud dengan iman di dalam ayat ini adalah bertambah ketentramannya. - Di antara nikmat Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang paling besar terhadap seorang hamba adalah bersemayamnya kamantapan di dalam dirinya, saat menghadapi hal-hal yang merisaukan dan menakutkan, sebab keimanan dan pahala yang bertambah memungkinkannya untuk mengung-kapkan perkataan yang benar dan tindakan yang tepat, sehingga pandangan dan pikirannya semakin mantap.
- Meskipun seorang hamba sudah mengetahui bahwa Qadha’ dan Taqdir Alloh Subhanahu wa Ta’ala adalah haq dan janji-Nya pasti akan terjadi, namun dia tidak boleh mengecilkan arti sebuah usaha yang dapat berguna baginya dan bisa menjadi sebab keberhasilannya di dalam mencapai usaha tersebut. Usaha yang dilakukan ibu Nabi Musa adalah mengutus saudara perempuannya, agar mencari dimana keberadaan bayi Nabi Musa.
- Kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam mengisyaratkan dibolehkannya wanita keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian pula, dibolehkan baginya berbicara dengan kaum lelaki bilamana tidak terdapat kendala dan bahaya. Hal ini pernah dilakukan oleh saudara perempuan Nabi Musa dan kedua anak perempuan Nabi Syu’aib ‘Alaihis Salam.
- Syari’at umat terdahulu juga berlaku terhadap ummat ini, manakala di dalam syari’at kita tidak ada yang menghapus hukumnya. Indikasinya, tindakan ibunda Musa mengambil upah menyusui anaknya sendiri dari keluarga Fir’aun. Tindakan ini dibolehkan juga dalam syari’at kita karena tidak ada dalil yang menghapus hukumnya.
- Bahwa membunuh seorang kafir yang sudah memiliki ikatan dalam suatu perjanjian atau adat, adalah tidak boleh. Ini dapat dipahami dari penyesalan yang ditampakkan oleh Nabi Musa saat secara tidak disadari-nya telah membunuh seorang Qibthiy. Beliau memohon ampun dan bertaubat kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala atas perbuatannya tersebut.
- Manakala khawatir diri akan binasa dengan cara sewenang-wenang (tanpa haq) bila menetap di suatu tempat, maka hendaknya tidak nekad tinggal di sana dan menyerah dengan kondisi tersebut.
- Bila harus melakukan suatu pilihan terpahit antara dua hal yang sama-sama dapat menimbulkan kerusakan, maka wajib untuk melakukan hal yang lebih ringan dan aman di antara keduanya sehingga dengan begitu, dapat mencegah timbulnya hal yang paling fatal dan berbahaya dari salah satu yang lainnya. Di dalam hal ini, Nabi Musa ‘Alaihis Salam memilih melarikan diri menuju ke sebagian negeri yang amat jauh dan tidak pernah dilalui sebelumnya. Tentu, pilihan ini lebih menjanjikan dan selamat, meskipun pahit ketimbang tetap tinggal di Mesir.
- Dalam kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam terdapat suatu isyarat yang manis, terkait dengan seorang penuntut ilmu syar’i atau katakanlah seorang Mujtahid. Yakni, bahwa bila tidak dapat menentukan mana di antara dua pendapat yang lebih kuat padahal sudah berusaha semaksimal mungkin dan dengan niat yang ikhlas lillahi ta’ala, maka hendaknya meminta petunjuk kepada Rabb agar dibimbing dalam menentukan antara dua pendapat tersebut. Kondisi inilah yang dihadapi oleh Musa ‘Alaihis Salam tatkala sampai di kota Madyan dimana dia tidak dapat menentukan jalur mana yang harus dilaluinya. Beliau berdo’a melalui firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Mudah-mudahan Rabbku memimpinku ke jalan yang benar”. (QS: Al-Qashash: 22)
Demikian diantara pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam di dalam surat al-Qashash khususnya, dan di dalam al-Qur’an umumnya.
(Sumber Rujukan: Qashash Al-Anbiya; fushul fî dzikri ma qashsha-llahu ‘alaina fi kitabihi min Akhbar al-Anbiya’ maa Aqwamihim” , karya Syaikh ‘Abdurrahmân bin Nashir as-Sa’diy, dengan sedikit perubahan dan tambahan)
Dicopy dari http://arsipsiroh.wordpress.com/2007/06/27/pelajaran-dari-siroh-nabi-musa-alaihis-salam-2/
Kisah Nabi Musa as
Ketika lahir, ibunda beliau merasa was-was, khawatir anaknya jatuh ke tangan Fir’aun, sebab hal itu bukan mustahil terjadi, mengingat penguasa yang diktator ini banyak mengirim mata-matanya ke seluruh penjuru negeri, khususnya untuk menyelidiki aktivitas kaum wanita Bani Israil yang hamil dan jenis kelamin bayi-bayi mereka yang lahir. Dan apabila yang ditemukan adalah bayi laki-laki, maka dibunuh.
Secara kebetulan, rumah keluarga beliau ditakdirkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala terletak di dataran yang menjorok ke Sungai Nil. Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberikan ilham kepada ibundanya, agar meletakkan sang anak ke dalam peti, lalu dihanyutkan ke laut, sembari mengikatnya dengan tali agar tidak dibawa oleh arus air yang deras. Tetapi, sebagai kasih sayang Allah terhadap ibundanya, Alloh Subhanahu wa Ta’ala mewahyukan kepadanya, yang artinya “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa ; “Susuilah dia dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguh-nya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul”. (QS: Al-Qashash: 7)
Pada suatu hari, tatkala sang ibu menghayutkan peti yang berisi sang bayi tersayang ke laut, tiba-tiba tali pengikatnya lepas, sehingga terbawa oleh arus. Rupanya, Alloh Subhanahu wa Ta’ala menakdirkan peti tersebut jatuh ke tangan keluarga Fir’aun, kemudian diserahkan kepada isteri Fir’aun, Asiah.
Saat melihat rupa bayi tersebut, dia sangat senang sekali. Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah menumbuhkan rasa cinta di hati orang-orang terhadapnya, sehingga berita tentangnya pun tersiar ke seluruh pelosok negeri. Juga, tak ayal berita itu pun sampai ke telinga Fir’aun lalu dia mengirimkan bala tentara untuk menyelidiki dan membunuhnya. Namun, sang istri yang baik hati, memintanya agar tidak membunuh sang anak, sebab dia begitu menyenangkan dan siapa tahu kelak bisa berguna dan benar-benar menjadi anak mereka berdua. Karena bujukan sang istri, sang bayi itu pun selamat dari pembunuhan.
Saat yang sama istri Fir’aun sendiri cepat tanggap dalam memberikan layanan terhadap sang bayi. Dia mengundang para penyusu bayi dari pelosok negeri dan meminta mereka mencoba untuk menyusui sang anak, tetapi tak satu pun dari mereka yang bisa melakukannya. Karena bingung, mereka membawanya ke luar untuk berjalan-jalan dan berharap Alloh Subhanahu wa Ta’ala mempertemukannya dengan seseorang yang tepat. Dan akhirnya, melalui saudara perempuan Nabi Musa ‘Alaihis Salam sendiri ia menemukan penyusu yang (juga) tak lain adalah ibu kandung sang bayi.
Terkait dengan kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam, di sini akan dipaparkan lima belas pelajaran penting yang dapat dipetik dari sekian banyak pelajaran penting lainnya. Diantara pelajaran-pelajaran tersebut adalah:
- Kasih sayang Alloh Subhanahu wa Ta’ala terhadap ibu nabi Musa ‘Alaihis Salam. Di antara tanda-tanda kasih sayang tersebut: Pertama, Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberikan ilham kepada ibunda Nabi Musa, sehingga dengan cara itu Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan anak kesayang-annya yang dibawa arus Sungai Nil. Kedua, Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan berita gembira bahwa Dia akan mengem-balikan sang anak ke pangkuan ibundanya lagi. Ketiga, Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah mengharamkan air susu wanita-wanita penyusu lainnya masuk ke mulut anaknya yakni sang bayi, padahal dia sangat membutuhkan air susu tersebut.
- Bahwa tanda-tanda yang diberikan oleh Allah dan pelajaran yang dapat diambil dari umat-umat terdahulu hanya bisa diraih oleh orang-orang yang beriman, sebagaimana Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman”. (QS: Al-Qashash: 3)
- Bahwa apabila Alloh Subhanahu wa Ta’ala menghendaki sesuatu, Alloh Subhanahu wa Ta’ala akan menyediakan sebab-sebabnya dan akan mendatang-kannya secara bertahap, bukan sekaligus.
- Umat yang lemah betapa pun kondisi lemahnya, tidak semestinya diliputi oleh kemalasan di dalam merebut kembali hak-haknya, apalagi sampai berputus asa untuk meraih hal yang lebih tinggi, khususnya bila kondisi mereka terzhalimi.
- Bahwa selama umat ini terhina dan tertindas, namun tidak bergerak menuntutnya, maka tidak mungkin dapat menjalankan urusan agamanya secara bebas. Demikian pula dengan urusan duniawinya.
- Bahwa ketakutan yang bersifat alami terhadap makhluk, tidak menafi-kan keimanan, apalagi menghilangkan-nya. Hal inilah yang terjadi terhadap Ibunda Musa dan Musa sendiri.
- Bahwa iman bisa bertambah dan berkurang berdasarkan firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah)” (QS: Al-Qashash: 10)
Yang dimaksud dengan iman di dalam ayat ini adalah bertambah ketentramannya. - Di antara nikmat Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang paling besar terhadap seorang hamba adalah bersemayamnya kamantapan di dalam dirinya, saat menghadapi hal-hal yang merisaukan dan menakutkan, sebab keimanan dan pahala yang bertambah memungkinkannya untuk mengung-kapkan perkataan yang benar dan tindakan yang tepat, sehingga pandangan dan pikirannya semakin mantap.
- Meskipun seorang hamba sudah mengetahui bahwa Qadha’ dan Taqdir Alloh Subhanahu wa Ta’ala adalah haq dan janji-Nya pasti akan terjadi, namun dia tidak boleh mengecilkan arti sebuah usaha yang dapat berguna baginya dan bisa menjadi sebab keberhasilannya di dalam mencapai usaha tersebut. Usaha yang dilakukan ibu Nabi Musa adalah mengutus saudara perempuannya, agar mencari dimana keberadaan bayi Nabi Musa.
- Kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam mengisyaratkan dibolehkannya wanita keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian pula, dibolehkan baginya berbicara dengan kaum lelaki bilamana tidak terdapat kendala dan bahaya. Hal ini pernah dilakukan oleh saudara perempuan Nabi Musa dan kedua anak perempuan Nabi Syu’aib ‘Alaihis Salam.
- Syari’at umat terdahulu juga berlaku terhadap ummat ini, manakala di dalam syari’at kita tidak ada yang menghapus hukumnya. Indikasinya, tindakan ibunda Musa mengambil upah menyusui anaknya sendiri dari keluarga Fir’aun. Tindakan ini dibolehkan juga dalam syari’at kita karena tidak ada dalil yang menghapus hukumnya.
- Bahwa membunuh seorang kafir yang sudah memiliki ikatan dalam suatu perjanjian atau adat, adalah tidak boleh. Ini dapat dipahami dari penyesalan yang ditampakkan oleh Nabi Musa saat secara tidak disadari-nya telah membunuh seorang Qibthiy. Beliau memohon ampun dan bertaubat kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala atas perbuatannya tersebut.
- Manakala khawatir diri akan binasa dengan cara sewenang-wenang (tanpa haq) bila menetap di suatu tempat, maka hendaknya tidak nekad tinggal di sana dan menyerah dengan kondisi tersebut.
- Bila harus melakukan suatu pilihan terpahit antara dua hal yang sama-sama dapat menimbulkan kerusakan, maka wajib untuk melakukan hal yang lebih ringan dan aman di antara keduanya sehingga dengan begitu, dapat mencegah timbulnya hal yang paling fatal dan berbahaya dari salah satu yang lainnya. Di dalam hal ini, Nabi Musa ‘Alaihis Salam memilih melarikan diri menuju ke sebagian negeri yang amat jauh dan tidak pernah dilalui sebelumnya. Tentu, pilihan ini lebih menjanjikan dan selamat, meskipun pahit ketimbang tetap tinggal di Mesir.
- Dalam kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam terdapat suatu isyarat yang manis, terkait dengan seorang penuntut ilmu syar’i atau katakanlah seorang Mujtahid. Yakni, bahwa bila tidak dapat menentukan mana di antara dua pendapat yang lebih kuat padahal sudah berusaha semaksimal mungkin dan dengan niat yang ikhlas lillahi ta’ala, maka hendaknya meminta petunjuk kepada Rabb agar dibimbing dalam menentukan antara dua pendapat tersebut. Kondisi inilah yang dihadapi oleh Musa ‘Alaihis Salam tatkala sampai di kota Madyan dimana dia tidak dapat menentukan jalur mana yang harus dilaluinya. Beliau berdo’a melalui firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Mudah-mudahan Rabbku memimpinku ke jalan yang benar”. (QS: Al-Qashash: 22)
Demikian diantara pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam di dalam surat al-Qashash khususnya, dan di dalam al-Qur’an umumnya.
(Sumber Rujukan: Qashash Al-Anbiya; fushul fî dzikri ma qashsha-llahu ‘alaina fi kitabihi min Akhbar al-Anbiya’ maa Aqwamihim” , karya Syaikh ‘Abdurrahmân bin Nashir as-Sa’diy, dengan sedikit perubahan dan tambahan)
Dicopy dari http://arsipsiroh.wordpress.com/2007/06/27/pelajaran-dari-siroh-nabi-musa-alaihis-salam-2/
Senin, 03 November 2008
Perempuan yang Asing dengan Lelakinya
Saya diam, tak mau berkomentar sebelum seluruh cerita meluncur dari bibirnya sendiri. Melihat saya diam dia mulai bercerita.
" Sekarang saya makin asing dengan suami saya...hubungan kami sudah hambar. Tak ada lagi kehangatan, kemesraan atau pun keromantisan.." Dia tergugu lagi. Saya pegang tangannya. Jangan-jangan ada orang ketiga di rumah tangganya batin saya. Melihat tatapan saya seolah dia bisa menebak pikiran saya, perempuan itu menggeleng.
"Tak ada orang ketiga ..setidaknya itu yang saya tahu. Mungkin suami saya kecewa atau bosan dengan saya atau malah dia menyesal menikahi saya.."
" Dia memang tak pernah mengungkapkan secara lisan tapi sikapnya Mbak..sikapnya sangat menyakitkan. Seharian dia kerja. Kalau sudah di rumah dia akan sibuk bermain dengan anak-anak. Ketika anak - anak sudah tidur dia akan asyik berselancar di internet atau nonton film. Sering dia pulang terlambat dengan berbagai alasan yang mungkin masuk akal. Rapat organisasi, ketemu teman, lembur....Seolah dia tenggelam dengan dunianya dan tak ada sedikit pun waktu untuk saya bahkan hanya sekedar mengobrol. Dulu Mbak setiap pulang dari kantor dia akan bercerita pada saya tentang berbagai hal. Teman-temannya di kantor, pekerjaan, pasti selalu ada topik seru. Sekarang kalau saya tidak mulai bicara maka dia akan diam saja. Paling bicara seputar anak dan kewajiban finansial. Saat saya bilang padanya ' ngobrol yuk ' dia kan menjawab ' kalau mau ngobrol bunda bicara saja duluan '. Jawaban itu melukai saya Mbak. Seolah dia tidak butuh ngobrol dengan saya..." Banjir air mata perempuan itu makin deras . Saya ulurkan tissue dan dengan cepat diambilnya tissue itu untuk menyeka air matanya.
" Sekarang tak pernah ada lagi pelukan hangat dan ciuman mesra setiap dia akan ke kantor. Ya..hubungan biologis kami memang masih berjalan walau dengan intensitas kecil. Dia hanya mendatangi saya ketika dia butuh penyaluran biologis. Setidaknya untuk satu hal ini saya bersyukur karena dia tidak mencari penyaluran di tempat lain. Mbak..apa yang harus saya lakukan..."
Baru saja mulut saya akan membuka untuk bicara dia sudah menyahut.
"Sudahlah Mbak..saya tahu Mbak mau bicara apa. Saya harus instropeksi kan...karena porsi terbesar penyebab nya pasti saya..Iya Mbak saya sadar kok. Saya ini orangnya terlalu possesif, egois, menang sendiri. Tak ada yang bisa dibanggakan dari saya. Kerja tidak tapi urusan rumah tangga keteteran....."
Saya hanya terdiam. Perempuan itu tidak menginginkan saran saya. Dia hanya butuh didengar.
Senin, 27 Oktober 2008
Yang Tegar di Jalan Dakwah
" Bu Sumini saja.."
"Siapa yang bisa memandikan Jenazah..kasihan keluarga yang meninggal gak punya uang.."
"Ohhh Bu Sumini.."
" Kita butuh masak nih untuk korban banjir..siapa saja yang bisa ya.."
"Ke Bu Sumini saja.."
Sumini adalah sosok yang tegar dan kuat bertahan di jalan dakwah-jalan kebaikan. Padahal tubuhnya ringkih,sering sakit-sakitan dan terbelit masalah ekonomi yang tak kunjung reda. Tapi dia selalu bertahan. Ketika tak ada sepeser uang di kantong , kontribusinya di dakwah tak pernah surut. Mengisi majlis taklim, siap sedia untuk memandikan jenazah secara gratis, mobilisasi massa.
Tangannya tak pernah berhenti mengulur sampai-sampai orang mengiranya sebaga orang kaya. Ya..dia memang kaya. Kaya dengan kebajikan dan keikhlasan. Tak pernah mengeluh. Sebenarnya dia punya banyak keahlian: memasak, menjahit, berdagang tapi keterbatasan modal kadang menjadi halangan.
Anak-anaknya shalih dan shalihan dengan kecerdasan di atas rata-rata. Ada yang berminat jadi orang tua asuh ?? Atau ada yang berminat pesan catering ke beliau ?? Ayam bakarnya yummy lho..Atau ada yang ingin pasang wallpaper atau pesan karpet.suaminya adalah ahlinya..
Minggu, 12 Oktober 2008
The Kite Runner
The Kite Runner adalah buku pertama Khaled Hosseini dan sekaligus buku ini menjadi best sellernya. Kisahnya sungguh menyentuh dan mengobrak abrik emosiku saat pembaca. Aku sempat meneteskan air mata saat membaca bagian dimana Sohrab didandani seperti perempuan dan disuruh menari dihadapan Assef yang mengaku sebagai mullah Taliban dan juga dibagian yang menceritakan kalau kepala panti asuhan menjuali anak-anak asuhannya untuk membiayai panti. Kekejaman itu diceritakan begitu halusnya oleh Khaled dengan plot yang memikat. Selain The Kite Runner buku keduanya juga sangat menarik yaitu A Thousand Spleendid Suns.
Kedua buku tersebut bersetting perang Afganistan. Yaahh..perang memang selalu memakan korban dan korban yang paling tak berdaya adalah anak-anak..
Tak sabar rasanya menunggu buku berikutnya dari Khaled Hoseini.
Senin, 15 September 2008
Kalau Abi Menikah Lagi
"Tapi ada syaratnya lho...Cari istri yang shalihah trus anak-anak gak boleh ikut abi..." Kerutan di dahi suamiku tambah banyak.
"Asma titipin ke Budhe Utik dan Azzam titipin ke Budhe Euis..."
"Emang kenapa ?" tanya suamiku.
"Budhe Utik anaknya kan cowok semua jadi klop kalau Asma di sana. Budhe Euis anaknya cewek semua pasti seneng kalau Azzam di sana.."
" Bukan itu maksud abi, kenapa anak-anak harus dititipin ke orang. Dan gak boleh tinggal bareng abi.."
Aku tertawa lagi yang makin membuat suamiku manyun.
" Biar gak ikut ibu tiri..siapa tahu ibu tirinya galak. Trus abi gak bisa ngebela mereka.."
" Nanti abi cari istri yang bisa sayang sama anak-anak deh..." jawab suamiku datar.
" Siapa bisa menjamin ???" tanyaku.
" Nah, sekarang kalau abi yang mati duluan, gimana..??" serang suamiku.
" Ummi harus bekerja keras dong.." jawabku.
" Kerja keras cari pengganti abi ??" tanya suamiku.
Kucubit suamiku keras - keras, " Enak aja...kerja keras buat biaya hidup dan membesarkan anak-anak kita. Karena ummi gak pengen nikah lagi.."
" Gak percaya ..." ledek suamiku.
Akhirnya diskusi itu pun terpotong oleh tangisan Azzam. Ternyata Azzam pipis. Melihat wajah bayi Azzam aku jadi sedih membayangkan seandaninya Azzam ikut ibu tiri. Memang tidak semua ibu tiri jahat tapi cap ibu tiri itu jahat terlanjur melekat di benakku. Kebetulan di lingkungan dulu aku melihat beberapa fenomena ibu tiri yang jahat. Teman SDku dulu sampai biru-biru badanya karena dicubitin ibu tirinya. Trus ada saudara yang memperlakukan anak tirinya dengan anaknya sangat berbeda.
" Udah Mi, jangan bengong melulu...Kita berdoa aja ke Allah agar diberi kesempatan mendidk anak-anak kita hingga mereka besa..dan jadi anak shalih-shalihah.."
Rabu, 27 Agustus 2008
Mi, Asma nangis di sekolah..
Tapi akhirnya aku tetap harus nemenin Asma soalnya kasihan Asma kalau tak ada yang mendampingi. Di sekolahnya aku bertemu dengan Bu Novi, ibu temannya Asma, dia berkoemntar," Wah, akhirnya umminya Asma datang juga...pasti Asma senang!!"
Lalu bu Novi bercerita kalau Asma pernah berdiri sendiri di belakang sekolah sambil menangis. menangisnya tidak keras hanya meneteskan air mata. Peristiwa itu terjadi saat lomba agustusan di sekolah. Memang saat itu baik aku maupun suami tak bisa mendampingi sedang teman-teman Asma sebagian besar datang bersama orang tuanya. Cerita tentang sensitifitas Asma juga datang dari guru-gurunya.
Memang Asma beberapa kali bilang " Mi, Asma menangis di sekolahan tapi gak keras kok.." Ketika kutanya alasannya dia bilang kelamaan nunggu pak Usman, ojeg jemputannya taau ada teman yang nakal. Asma tak pernah bilang pengen ditungguin ummi atau abinya. Asma yang sekecil itu sudah begitu dewasa dan mengerti keterbatasan otang tuanya. Dia sedemikian rupa menyembunyikan perasaannya. Tiba-tiba terasa ada kabut di hati mendengar cerita tentnag Asma. Ternyata ada banyak hal yang luput dari perhatian kami ataukah kami yang terlalu mengabaikan perasaannya. Maafkan kami Nak...Insya Allah kami akan berusaha menajdi orang tuamu yang baik. Asma, kami mencintaimu dengan segala ketulusan dan kasih yang kami miliki.
Selasa, 12 Agustus 2008
Azzam Abdurrahman
Nak, memandangi wajah imutmu yang polos serasa melenyapkan seluruh penat dan lelah yang menggelayuti sekujur tubuhku. Malam-malamku kini menjelma menjadi siang karena nyaris dalam setiap aku harus berjaga. Berjaga untuk mengganti popokmu yang basah oleh pipis dan pup, juga untuk memberimu asi. Pernah ada yang menyarankan untuk memakaikan pampers kalau malam. Tapi aku urung untuk mengiyakan. Pasalnya selain karena kulitmu yang sensitif juga untuk toilet training. Biar tidak kebiasaan pipis tapi tetap tidur alias ngompol. Akibatnya aku jadi sering ketiduran kalau siang. Dan ini memancing protes kakakmu kalau minta ditemani main tapi umminya malah tertidur.
Muhammad Azzam Abdurrahman….kami memilihkan nama ini untukmu. Banyak yang meledek kalau Azzam itu terinspirasi dari novel ‘Ketika Cinta bertasbih’. Padahal dari dulu sebelum novel itu terbit nama’Azzam’ sudah disimpan ummi kalau punya anak laki-laki. Mungkin dirimu suatu saat akan bertanya ke ummi atau abi mengapa diberi nama Azzam. Nak, Azzam itu artinya tekad,kemauan,semangat. Dan memang dirimu lahir di bulan yang penuh dengan tantangan bagi keluarga kita. Bulan Juli banyak deadline yang harus diselesaikan. Orang tuamu harus melunasi pembayaran terakhir rumah mungil kita, abimu harus menyelesaikan tesisnya, Mbak Asma masuk sekolah. Dan di usia tua kehamilanmu , ummi selalu bangun jam 1 dinihari untuk membantu abi menyelesaikan tesisnya. Terkadang sampai kaki kram karena kelamaan duduk di depan komputer. Bahkan di detik-detik menjelang kelahiranmu, abimu masih disibukan mengejar tanda tangan dosen. Ummi sendirian di rumah sakit ketika perut mules-mules hebat. Alhamdulillah ada Uwak Winni dan Budhe Utik yang datang menemani.
Dan tgl 19 Juli 2008 jam 17.55 kau terlahir dengan normal diiringi suara adzan maghrib. Subhanallah …ummi sempat panik karena kamu menghisap air ketuban. Alhamdulillah walau kita sempat lama di rumah sakit dan ada di tempat berbeda sebab kau harus dirawat di ruang terpisah tapi ummi bisa memberikan asi eksklusif. Pemberian asi eksklusif yang penuh perjuangan. Hampir setiap 2 jam sekali ummi harus ke lantai 2 untuk menyusui bahkan di tengah malam sekalipun saat suasana rumah sakit lengang. Ummi sempat merinding sih…tapi ummi ingat ada Allah yang melindungi. Awalnya ummi merasa nelangsa karena tidak bisa satu ruangan denganmu. Terkadang sampai menangis melihatmu tidur sendirian di boks. Tetapi begitu ummi lebih membuka mata dan melihat bayi-bayi di ruangan lain, ummi menjadi lebih bersyukur. Sebagian bayi itu harus berjuang lebih berat darimu Nak. Ummi sempat berbincang dengan beberapa orang tua mereka. Di banding ummi, ujian mereka lebih berat.
Senin, 14 Juli 2008
Asma Sekolah
" Mi, baju sekolah Asma sudah kan ??" Bolak-balik Asma membuka lemari pakaiannya. Saya dan neneknya sampai geli melihat tingkahnya.
Senin pagi Asma sudah bangun pagi. Rutinitas baru mulai saya perkenalkan. Biasanya pagi-pagi Asma bisa bersantai sebentar lihat kartun lalu ikut menyiram tanaman. Tapi mulai senin ini begitu bangun Asma minum habbatussauda untuk menjaga daya tahan tubuh. Nonton kartun sebentar curious george sambil minum susu dan sarapan. Jam 7 mandi.
Berangkat ke sekolah diantar ummi n abi. Seminggu petama orang tua boleh nungguin sampai jam pulang sekolah. Oh ya nama sekolah Asma TKIT Nurul Ilmi. Awalnya kami khawatir Asma akan menangis atau takut tapi alhamdulillah Asma konsisten dengan janjinya untuk belajar mandiri. Sebelumnya saya pernah mengikutkan di PAUD ( Pendidkan Anak usia Dini ) yang ada di kantor RW di rumah. Tapi Asma harus ditungguin umminya di dalam kelas karena ibu-ibu yang lain juga nungguin anaknya di kelas. Akibatnya ruangan kantor RW yang sempit makin terasa panas. Suasan bermain dan belajar pun jadi tidak kondusif akhirnya Asma berhenti di PAUD.
Di Tk ini Asma mau masuk kelas sendiri walaupun kadang Asma maih banyak diamnya... Saya sendiri lebih memilih ngumpet. Sengaja tidak menongolkan wajah di jendela atau masuk kelas. Hanya ketika jam makan saya ke kelas untuk memastikan Asma sudah mengenali tasnya.
Di hari kedua Asma sudah makin 'cair' dan mau ngobrol dengan temannya walau ketika tadi saya tanya siapa nama temannya Asma bilang belum tahu . PR besok pagi adalah mengenalkan Asma Pak usman tokeng ojeg khusus untuk menjemput Asma pulang sekolah.
Met sekolah sayang....
Kamis, 10 Juli 2008
Bertemu teman
Saya mengamati sosok berjilbab biru di depan Masjid ARH UI Salemba. Sepertinya wajah akhwat tersebut sangat familiar. Agak ragu saya melempar senyum, dia juga terlihat bingung memandang saya.
Spontan dengan setengah pede saya berteriak memanggil..," Ika ?!!" Reflek dia menyahut," Hai..Yubai..". kami pun mendekat dan saling berpelukan.
Subhanallah..tak menyangka bisa bertemu dengan sahabat masa SMA di tempat yang jauh dari daerah asal kami, Magelang. Bahagia sekali rasanya. Ika adalah teman seperjuangan dulu di Rohis. Baru satu menit kami ngobrol tiba-tiba dari masjid keluar lagi sesosok muslimah. Begitu melihat saya dia pun berteriak," Mbak Yubaidah.." Masya Allah...Inung teman kuliah. Ika dan Inung ternyata sama-sama kenal karena mereka sama-sama tugas belajar di pasca sarjana UI. Kami tertawa menyadari betapa sempitnya dunia ini.
Begitulah skenario Allah. Allah yang mempertemukan dan Allah jualah yang memisahkan. Tapi sebagai muslim ikatan aqidah menjadi pemersatu antar umat Islam...Di multiply ini pun saya bisa bertemu dengan sahabat-sahabat lama seperti : Titin, hensi, Wenny, Mbak Aan, Ana dll. Selain itu juga menambah sahabat-sahabat baru. Indahnya Ukhwah....
Rabu, 02 Juli 2008
Lupa yang menjadi Beban
Dari pagi hingga siang aku mengantar ibu mertua ke pasar baru. Walau perut buncit tapi aku enjoy saja sekalian olahraga. Kebetulan liburan sekolah ini ibu mertua dapat titipan belanjaan dari kakak yang di Malang.
Setelah puter-puter pasar baru sekitar 3 jam dan menenteng belanjaan seabreg juga menggandeng Asma dan Askia ( sepupu Asma ) kita langsung naik taksi ke rumah. Di jalan aku baru ingat kalau harus periksa mingguan ke dokter. Akhirnya taksi berbelok arah menuju ke Harapan Kita daripada harus bolak balik ke rumah kan capek dan boros.
Di Harapan Kita nunggu sekitar 1 jam-an . Anak-anak sudah bete karena kecapekan. Alhamdulillah akhirnya dipanggil juga sama susternya. Karena usia kandungan sudah 9 bulan makanya harus periksa perminggu. Alhamdulillah kondisi kandungan baik dna sehat. Begitu selesai kit apulang. Kebetulan di luar ada taksi kosong.
Saking semangatnya pengen cepat pulang aku lupa kalau belum bayar biaya periksa. Astaghfirullah..... aku sadar kalau belum bayar setelah sampai di Tebet. Mau balik lagi ke rumah sakit kok jauh banget mana macet. Tapi kalau tidak segera membayar tersa jadi beban berat.
Aku nyoba telpon ke poli kebidanan dan minta no rek untuk transfer biaya periksa. Tapi alhamdulillah mereka mau mengerti dan menganjurkanku untuk bayar senin depan. Agak lega sih tapi tetap jadi beban karena punya utang. Semoga Allah memberi kesempatan padaku untuk melunasi utang tersebut.
Sabtu, 21 Juni 2008
Terimakasih Suamiku
"Bu, saya sekarang harus siap dipoligami..demi anak-anak. Saya malu sebenarnya bercerita ke ibu. Ibu lebih muda dari saya. maaf ya bu..." suara perempuan itu berubah menjadi isyak tangis. Sementara saya hanya diam mendengarkan lewat ganggang telpon. Seperti keinginannya, perempuan itu hanya ingin didengar karena dia bingung mau berbagi dengan siapa menghadapi himpitan masalah perkawinannya.
Saya mengenal perempuan itu sekitar 1 tahun yang lalu. Dia kerap datang ke pengajian mingguan di rumah saya. Di antara peserta lainnya dia paling tua umurnya. bahkan dengan saya terpaut lebih dari enam tahun. Awalnya saya tak pernah menyangka kalau rumah tangganya terserang badai apalagi dia baru saja melahirkan. Hingga suatu hari dia datang ke rumah dan menceritakan masalahnya.
Sungguh mendengarkan ceritanya membuat saya jadi trenyuh. Seribu kata-kata empati yang saya ucapkan tak akan mampu mengobati lukanya. Namun di sisi lain saya jadi mensyukuri kondisi pernikahan saya. Makanya setelah mendengar curhatan itu saya segera menelpon suami ," Bi, terimakasih sudah menjadi suami yang baik bagi ummi..." Kontan suami saya bingung. Saya jawab kebingungan itu dengan perkataan," nanti ceritanya di rumah saja.."
Suami saya adalah hal terbaik yang Allah berikan pada saya selain anak-anak. Kami memang sering berbeda pendapat dan kadang berantem karena urusan sepele. Kadang saling cemburu....Tapi itu adalah bumbu perkawinan. Di awal kami sudah berkomitmen untuk saling terbuka. tak ada privacy di antara kami. Saling lihat sms di handphone, email, isi dompet adalah hal biasa.
Ketika saya sakit dan kecapekan, suami tak segan-segan turun ke dapur untuk masak dan bersih-bersih. Memang ada ungkapan ' nobody perfect', tapi saya selalu menilainya sebagai lelaki sempurna di hidup saya di balik segala kekurangannya.
Dan hanya doa yang sentiasa terpanjatkan ke hadirat Allah SWT agar menjaga pernikahan kami dan menjadikan keluarga kami sakinah mawaddah warahmah. Amiin.
Kamis, 29 Mei 2008
Maafkan Ummi sayang...
Asma, melihat wajahmu yang sedang terlelap tidur ada rasa bersalah menyelusup di relung hati ummi. Akhir-akhir ini kamu sering rewel dan marah-marah. Imbasnya Ummi pun kadang terpancing ikut marah. Apalagi di usiamu sekarang kamu mulai ingin menunjukan eksistensimu sendiri.
Mandi berlama-lama sampai kedinginan akhirnya masuk angin. trus meniru semua yang Ummi lakukan. Karena Bik Yeyen pulang kampung otomatis pekerjaan rumah kuhandle. Ummi ngepel kamu ikutan ngepel. Air tumpah kemana-mana dan kamu terpeleset. Ummi setrika, kamu ikutan setrika. Walau tak pakai setrika beneran, yang jadi korban adalah handphone ummi atau remote TV. Kadang walau capek dan kesel tapi Ummi mencoba menikmatinya sebagai sarana bermain dan belajar denganmu.
Tapi yang kadang sering memancing emosi adalah keinginanmu yang harus segera dituruti. Kalau minta balon berarti harus ada sekarang. Seperti tadi sore ketika kita jalan-jalan tanganmu menunjuk layangan kecil. Ummi minta kamu memilih antara layangan dan balon. Kamu pilih layangan. Tapi begitu layangan sudah di tangan kamu merengek minta balon. Ummi kekeuh tidak membelikan. Dan sepanjang jalan kamu menangis. Orang - orang melihat Ummi dengan tatapan seolah ummi orang terpelit di dunia...
Nak, ummi hanya ingin mengajarimu agar menepati janji dan tidak suka jajan... Tapi mungkin ummi harus banyak instropeksi dan belajar agar tidak terlalu kaku mengajarimu. Sering ummi meneteskan air mata setiap menjelang tidur kau pegang tangan ummi sembari bilang," Tangan ummi nyaman..Asma seneng pegang tangan ummi..." Lalu kau cium tangan ummi. Dan kau pun sudah belajar ketika melakukan kesalahan kau meminta maaf, " Maafkan Asma ya..."
Nak, maafkan ummi ya karena ummi belum bisa jadi ummi yang baik. Kita belajar sama-sama ya dengan abi juga untuk menciptakan surga di rumah kita..
Selasa, 27 Mei 2008
Cublak-Cublak Suweng
Cublak-cublak suweng
Suwenge teng gelenter
......
Asma dan sepupu-sepupunya tampak asyik bermain cublak-cublak suweng. Salah satu nungging dan yang lainnya duduk mengelilingi. Aku memandu menyanyi sambil memilih tangan siapa yang dipakai untuk menyembunyikan kerikil. Setelah reff lagu terakhir
"Sopo ngguyu ndelekake
Sir pong dele kopong sir pong dele kopong "
Anak yang nungging harus nebak di tangan siapa kerikil disembunyikan. Benar atau salah tebakannya semua tertawa gembira.
Awalnya kukira mereka tak tertarik dengan permainan jadul ini. Apalagi bahasanya pake bahasa Jawa yang nyaris asing bagi mereka. Tapi setelah dimainkan mereka sangat menyukai dan berusaha menghafal lagunya. Sebenarnya kalau mau menggali permainan tradisional kita akan menemukan aneka permainan yang mendidik dan humanis. Ironisnya anak-anak sekarang termasuk Asma lebih mengenal game di komputer. Game di komputer cendrung membuat anak individualis dan tidak bersosialisasi.
Sedang permainan seperti cublak-cublak suweng, jamuran, petak umpet, gobag sodor mengedepankan semangat untuk bersosialisasi. Butuh usaha dan kemauan untuk memperkenalkan permainan seperti itu ke Asma. Termasuk juga mengajarinya bahasa Jawa. Kan sayang jika Bahasa Jawa dalam keluargaku terputus hanya sampai generasiku...
Minggu, 25 Mei 2008
Suatu Siang di Masjid At-Tiin
Ahad siang kemarin, saya dan suami meluncur ke Masjid At Tiin. Kami ada janji dengan pengurus PRISMA ( Remaja Masjid At-Tiin ) untuk pengisian kuisoner tesis suami. Kang Fikri kelihatan capek. Biasanya kami pergi kemana-mana mengandalkan moto bebek. Tapi karena sopirnya luar biasa teler jadi naik taksi.
Dua minggu ini memang minggu yang menegangkan bagi Kang Fikri. Dia harus mengejar deadline untuk penyelesaian tesis, pekerjaan di kantor sedang ramai-ramainya dan kegiatan sosial yang juga harus ditunaikan. Kuisoner yang berhasil didapat baru sekitar 20-an dari target 200 responden. Memang sebagian kami minta tolong ke orang untuk pengambilan datanya tapi separonya harus nyari sendiri juga. Jadilah saya sebagai humasnya. Telpon berbagai remaja masjid di jakarta dan menemani suami untuk bertemu dengan pengurusnya.
Setibanya di At-Tiin kami segera mencari pengurus. Ternyata di sana sedang ada Taklim Rutin Prisma. Para pengurus tampak sibuk semua. Tak enak rasanya menganggu mereka. Akhirnya kami ikut kajian juga. Kebetulan temanya asyik dan pembicaranya pun menarik. Pembicaranya adalah Ustadz Cinta. Namanya familiar tapi baru sekali ini langsung dengar ceramahnya. Moderatornya artis keren Dude Harlino yang ternyata didaulat jadi DUTA PRISMA.
Sesuainya dengan gelar Ustadz Cinta, ceramah yang mengalir tentang cinta muda mudi. Tema yang 10 tahun lalu sangat menarik bagi saya,yaitu tentang pacaran, TTM teman tapi mesra. Pokoknya seputar virus merah jambu. Sambil mendengarkan ceramah saya dan suami saling ledek tentang masa jahiliyah kami . Masing-masing dari kami pernah punya cerita bodoh yang dilakukan karena ketidakmengertian tentang arti cinta sebenarnya. Kami bersyukur bisa merenda cinta dalam bingkai ibadah. Memang butuh proses dan waktu untuk saling memahami dan menerima kekurangan masing-masing. Tapi dari hari ke hari cinta itu tumbuh makin subur.
Sesekali memang ada konflik. Marahan, ngambek, cemburu...tapi itu bumbu penyedap. Sepulang dari At-Tiin kami saling bergandengan tangan, menikmati kemesraan jalan-jalan berdua yang sudah jarang kami lakukan karena biasanya ada si cantik Asma yang selalu ikut. Walau sebenarnya sekarang juga ada adik Asma di perut.
Siang itu di Masjid At-Tiin, cinta kami semakin bertambah indah I luv U..sayangku...
Kamis, 22 Mei 2008
Rumah di atas Kali Ciliwung
Seminggu sekali aku selalu menyambangi sebuah pemukiman di atas kali Ciliwung. Memang posisinya benar-benar di atas kali, bukan di pinggir kali. Rumah yang dibangun semi permanen itu berdempet-dempetan dengan rumah lain. Kesemuanya adalah langganan banjir. Walau kalau kata suamiku," Itu sebenarnya bukan banjir. Air sungai dari dulu memang melewati situ. Tapi karena mengalami pendangkalan oleh orang-orang dibangun rumah..Nah rumah-rumah itu terlimpas oleh air"
Kali Ciliwung di Jakarta memang sudah mirip selokan. Sempit, dangkal, bau , kotor... Makanya ketika di daerah puncak hujan lebat aliran kali Ciliwung yang deras tidak bisa tertampung maksimal, jadinya meluap kemana-mana.
Pernah satu kali kami sedang asyik taklim tiba-tiba air deras datang dan di depan rumah sudah penuh air. Saya yang tidak terbiasa dengan banjir jadi agak panik tapi ibu-ibu itu tetap tenang dan tersenyum. Mereka sudah biasa dengan banjir. Bahkan banjir tahun 2007 kemarin yang cukup besar tidak membuat mereka gentar. Mereka tetap tinggal di atas kali Ciliwung di lantai atas. Suplai makanan selalu disediakan untuk menghadapi air bah yang senantiasa datang.
Sejujurnya saya sangat mengagumi mereka. Ibu-ibu bersahaja itu selalu optimis menghadapi hidup dan mereka pun selalu rajin menimba ilmu. Setiap minggu mereka selalu sms apakah saya bisa datang tidak di taklim mereka. Kadang saya malu karena semangat saya jauh di bawah mereka.. Mereka walaupun banjir tetap semangat taklim bahkan ada yang sampai naik sampan untuk datang. Saya yakin bukan karena isi kajian yang berbobot- karena jelas ilmu mereka lebih dari saya, beberapa dari mereka lulusan pesantren dan hafal Al Quran- tapi lebih pada semangat untuk belajar. Dan sering setiap saya pulang dari sana pasti ada kresek disematkan di tangan saya,isinya buah atau kue. Kemurahan hati mereka kadang bikin malu. Betapa ringannya mereka bersedekah.
Kini satu persatu ibu-ibu itu pindah dari kali Ciliwung. Mereka mencari rumah yang bebas banjir tapi dari rumah yang berjauhan itu mereka tetap rajin datang ke kali CIliwung seminggu sekali. Semoga ukhwah itu tetap terjaga..
KUNCI ZUHUD
Selasa, 20 Mei 2008
Minggu, 18 Mei 2008
Antara Saya dan Bung Sophan Sophian
Ada apa antara saya dan Sophan Shopian ?? Yang jelas tidak ada apa - apa. Wong kenal saja tidak. Kalau saya kenal dengan beliau. Beliau kan aktor kawakan yang cukup ngetop saat saya masih kecil.
Tapi ada persamaan kejadian yang kami alami dengan akibat berbeda. Hari Sabtu kemarin saat konvoi dengan moge Sophan Sophian mengalami kecelakaan dan beliau berpulang ke haribaan Allah SWT. Innalilallahi wa innailaihi raji'uun..
Dan di hari yang sama dengan jam berbeda saya mengalami kejadian naas juga yang berhubungan dengan motor. Sabtu kemarin kami sekeluarga bersama dengan kakak ipar dan keponakan rihlah di Taman Safari. Ketika pulang kami mampir di kios bunga di tepi jalan. Maksud hati ingin membeli tanaman hias untuk oleh-oleh ibu mertua. Kebetulan saya yang turun dari mobil dan memilih tanaman. Ada tanaman hias bernama philo lynette yang cukup bagus. Tanaman ini lebih menonjolkan keindahan daunnya. Saat saya asyik tawar menawar harga dengan pedagang tiba-tiba saya merasa kehilangan moment. Dan tahu-tahu sudah terduduk kesakitan dengan jilbab lepas. Alhamdulillah saya pake daleman jilbab. Saya baru sadar saat meliha suami dan kakak ipar berlari ke arah saya. Ternyata tadi saya dan pedagang tanaman tertabrak motor yang dikendarai abg yang tangah pacaran. Sontak saya ingat janin di perut karena perut terasa tegang dan kontraksi.
Suami segera membawa saya ke rumah sakit terdekat. Sepanjang jalan saya beristighfar dan menangis. Khawatir akan keselamatan janin. Satu-satunya rumah sakit tersekat yang kami dapat adalah rumah sakit paru. Disitu tidak ada dokter kebidanan dan piranti usg untuk melihat kondisi janin. Jadi saya hanya diobservasi 2 jam untuk melihat apakah kontraksi berlanjut dan pecah ketuban atau tidak. Saya terus berdoa karena hanya itu senjata dan obat mujarab yang saya punya.
Alhamdulillah dokter dan perawat cukup baik, berkali-kali mereka mengingatkan saya untuk bersabar dan bilang bahwa saya cukup beruntung karena tidak pecah ketuban. Alhmadulillah sampai detik ini kondisi janin masih bagus-ditandai dengan tidak kontraksi, tidak pecah ketuban, dan gerakan janin normal. Insyaa Allah baru sore nanti ke dokter sekalian periksa dua mingguan.
Mohon doanya untu teman-teman semua ya...agar janin di perut dan saya sehat walafiat baik jasmani maupun ruhani. Allah masih memberi kesempatan bagi saya untuk memperbaiki diri..
Selasa, 13 Mei 2008
Cup Cake
Ini adalah resep kue yang paling sederhana tapi rasanya cukup lezat. Apalagi disantap selagi masih hangat. hmmm...yummi deh.
250 gr Mentega
250 gr gula halus
6 butir telur, kuning dan putih dipisah
209 gr tepung terigu
ovalet seujung sendok makan
Cara pembuatan:
Mentega dan gula halus dikocok lalu masukan kuning telur satu persatu. Kocok sampai mengembang sekitar 10 menit. Lalu putih telur dikocok hingga kaku. Setelah itu campu radonan pertama dengan tepung dan puith telur secara bergantian dan sedikit demi sedikit. Jangan lupa sambil diaduk. Setelah itu dicetak dalam cup yang sudah dilapisi kertas kue. Isi du pertiga. Jika ingin lebih cantik sebagian kecil adonan dicampur coklat lalu dituang sedikit di atas adonan kue.
Gampang kan ?? Ekonomis lagi. Cocok buat sajian arisan or pengajian. Selamat mencoba
Sabtu, 10 Mei 2008
Periksa kehamilan
Usia kehamilanku sudah 30 minggu, jadi aku harus menetukan pilihan di mana akan melahirkan. Setelah berdiskusi dengan suami akhirnya kita memilih RSIB Harapan Kita. Agak jauh sih dari rumah. Tapi kakak-kakak ipar melahirkan di sana dan kesannya bagus pelayanannya.
Akhirnya sabtu kemarin kita kesana. Biasalah prosedurnya: daftar, ditimbang hmm beratnya 59,5 kg-Nambah 1 kg-, ditensi 110/70-lumayan normal biasanya tensiku rendah banget kalau lagi hamil, yang paling seru pas di USG. Subhanallah, kelihatan jelas di layar monitor mata, hidung, bibir , tangan, dan organ lainnya. Ketika alat detektor USG menyentuh perut si bayi pun ikut bergerak. Terasa sekali gerakannya. Si dokter ngasih tahu jenis kelaminnya. Tapi bagi kita itu belum 100 persen. Biar deh nanti jadi surprise di ahri kelahirannya.
Trus yang paling membosankan ketika menunggu giliran konsultasi ke dokter kebidanan. Lamaaaaa banget....
Selasa, 06 Mei 2008
SELAMANYA SELINGKUH ITU TAK INDAH
Ada satu lagu yang sering saya dengar di tivi..
'betapa ku mengerti sebagai selingkuhanmu
ku harus jalani ikatan yang tersembunyi
ku mencoba bertahan meskipun menyakitkan
tak menyisakan sebuah sesal di hatiku
selama aku bisa membuatmu bahagia
berpaling ku tak mungkin singgahi hati yang lain
sebatas harapanku mohon pengertianmu
bahwa ku ingin memilikimu seutuhnya
reff:
seiring berlalu bergulirnya waktu
membuka rahasia di antara kita
pastinya kan ada hati yang terluka
tak menerima semua kenyataan yang ada
namun tak selayaknya perselingkuhan ini
yang lama ku lalui menjadi tiada berarti
semenjak ku merasa harapmu sia-sia
hingga terluka hati kan membuatmu tak berdaya
reff2:
mungkin ku relakan untuk kau tinggalkan
diriku di sini harus mengakhiri
aku yang merasa lelah dan menyerah
kenapa tak selamanya selingkuh itu indah
biarkan cerita kita berpisah adanya
bila memang kita tak mungkin bersama selamanya '
Lagu ini bercerita tentang perasaan seseorang yang menjadi pasangan selingkuhan betapa dia sebenarnya merasa kesakitan dengan perasaannya. Dia berharap untuk memiliki pasangan seutuhnya tapi ternyata tak mungkin. Akhirnya dia menyimpulkan tak selamanya selingkuh itu indah karena pasti ada hati yang terluka...
Yang membuat saya tertarik sebenarnya bukan musiknya yang bagus atau lagu ini meraih platinum. Tentang itu sih saya gak tahu. Tapi isinya sangat menarik....Betapa tidak dalam kehidupan sehari-hari yang namanya perseligkuhan itu sering terjadi. Pernah ada seorang akhwat curhat pada saya tentang kisah suaminya yang main belakang dengan perempuan lain. Saya sendiri nyaris tidak percaya...Masa sih seorang ikhwan yang tertarbiyah bertahun tahun berani berbuat seperti itu. Jadi virus merah jambu itu tak hanya menjangkiti aktifis kampus ataupun ikhwan akhwat yang belum nikah tapi juga pasangan suami istri.
Balik lagi ke lagu di atas, saya hanya merasa lagu itu tidak pas...Karena selingkuh itu selamanya tidak indah. Kalau toh pasangan yang berselingkuh merasa romantika cinta mereka begitu indah dan menggebu-gebu itu kan karena bisikan-bisikan syetan. Seolah mereka sedang mengambang di udara begitu kaki terjejak di tanah..pusing deh...
Yang pertama pusing mikirin dosa. Tapi kadang orang yang sudah dikuasai nafsu tidak peduli dengan dosa. Bagi mereka dunia dan akhirat itu terpisah. Ada seorang teman suami yang sudah tua, umurnya di atas lima puluhan, dengan entengnya dia menyarankan ke teman-temannya daripada poligami lebih baik jajan aja. Na'udzubillah...Trus selanjutnya pusing kalau ketahuan sama istri atau suaminya. Belum lagi kalau selingkuhannya minta dinikahin. Selain itu hati-hati kecil dari anak-anaknya yang terluka melihat orang tuanya bertengkar bahkan bercerai.
Indahnya cinta yang haram itu selalu mendatangkan petaka, beda dengan cinta yang dibingkai dengan ikatan halal.
So...SELAMANYA SELINGKUH ITU TAK INDAH
Senin, 28 April 2008
ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPAN UNTUK MEMBENTUK DIRINYA
Anak adalah harta terbesar bagi kita. Mereka dengan segala keunikan dan kelebihannya menuntut kecerdasan dan kesabaran kita sebagai orang tua. Bersama mereka kita jadi mahasiswa di universitas kehidupan.
Sampai sekarang belajar itu tak pernah berhenti, never ending learning. Satu artikel yang rutin saya ikuti dari sekolah orangtua dan benar-benar menjadi bahan instropeksi. Semoga saya bisa menjadi ibu yang shalihah..dan mencetak generasi rabbani. Amiin....
Anak Belajar dari Kehidupan untuk Membentuk Dirinya
---------------------------------------------------
Reaksi Anda akan Menentukan Sikap dan Perilaku Anak.
Anak merupakan cermin dari perilaku orangtuanya, jadi saat
membaca point-point di bawah ini, ingat-ingatlah apakah
Anda sebagai orangtua ingin memberikan contoh yang baik
atau contoh yang buruk pada anak Anda.
1. Anda suka mengritik maka anak Anda akan belajar mengutuk
dan berkeluh kesah
2. Anda suka menciptakan suasana permusuhan maka anak Anda
akan belajar berseteru
3. Anda suka menakuti maka anak Anda akan belajar hidup
prihatin dan tak berani berbuat sesuatu
4. Anda suka mengasihani anak maka anak Anda akan belajar
mengasihani diri sendiri
5. Anda suka mencemooh maka anak akan belajar menjadi pemalu
6. Anda suka mencemburui maka anak akan belajar iri hati
7. Anda suka mempermalukan anak maka ia akan belajar merasa
bersalah
8. Anda suka mendorong maka ia akan belajar percaya diri
9. Anda suka mentoleransi maka mereka akan belajar sabar
10. Anda suka memuji maka mereka akan belajar menghargai
11. Anda menerima anak apa adanya mereka akan belajar
mengasihi
12. Anda mendukung anak maka mereka akan menyukai diri
mereka sendiri
13. Anda mengakui mereka maka mereka akan belajar untuk
mempunyai sasaran
14. Anda suka berbagi maka mereka akan belajar bermurah hati
15. Anak dibiasakan jujur maka mereka akan belajar mengatakan
yang sebenarnya
16. Anak merasakan keadilan maka mereka akan belajar
bersikap adil
17. Anak banyak merasakan kemurahan dan pertimbangan maka
mereka akan belajar menghormati
18. Anak merasa tenteram maka mereka akan belajar percaya
pada diri sendiri dan orang di sekelilingnya
19. Anak merasakan persahabatan maka mereka akan belajar
bahwa dunia ini menyenangkan
Pastikan Anak Anda belajar hal-hal yang baik dari Anda dan
Kehidupan di sekelilingnya
DOSA YANG LEBIH HEBAT DARI BERZINA
Artikel ini saya kutip dari email teman di sebuah milis. Semoga bermanfaat.
DOSA YANG LEBIH HEBAT DARI BERZINA
Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidakdapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya.
Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya, Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa as terkejut. "Saya takut mengatakannya. " jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa. Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya ......telah berzina." Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.
Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun......lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya....... cekik lehernya sampai...... tewas", ucap wanita itu seraya menagis sejadi-jadinya. . Nabi musaberapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik," Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke
dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!"...teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.
Perempuan berewajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa
besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya? " Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril.
"Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu?" " Ada !" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran. "Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina".Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan
khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.
Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman didadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.
(Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy)
Minggu, 27 April 2008
family day
Ahad kemarin Kang Fikri datang dari Bandung setelah semingguan diklat di sana. Senengnya..apalagi Asma. Seolah Abinya hanya miliknya seorang. Kang Fikri dimonopoli olehnya sendiri.
Kebetulan seminggu ini bertepatan dnegan hari keluarga jadi kita jalan keluar. Kang Fikri kasih hadiah sandal cantik untukku dan Asma. Setelah itu kita makan lesehan di Dapur Sunda di daerah Sunda. Lumayan juga masakannya... Menu favorit kita gurame bakar dan es goyobet. Karena perut sudah keroncongan maka tandas semua makanannya. Apalagi disantap bersama orang-orang terkasih. Jadi super nikmat...
Sabtu, 26 April 2008
Munajatku
Tuhan
Ku ingin kuat
Sekuat karang yang tak rapuh
Walau diterjang badai
Tuhan
Kuingin sabar
Sesabar pantai
Tiap saat didebur ombak laut
Tuhan
Kuminta dari Engkau
Segala kekuatan dan kesabaran
Karena semua adalah milik-Mu
Rabu, 23 April 2008
jajan lagi..jajan lagi...
Sebagai ibu, aku ingin yang terbaik untuk Asma. Makanya setelah sekian pertimbangan aku memilih karier di rumah alias jadi ibu rumah tangga. Tapi sebagai makhluk sosial mau gak mau aku pun terlibat di kegiatan sosial kemasyarakatan. Terkadang karena alasan tertentu-seperti loaksi kegiatan jauh atau agar lebih tenang saat ngaji- Asma ditinggal. Dia kan udah 3 tahun lebih jadi udah gak asi lagi.
Di sini justru timbul masalah, kalau pergi Asma di rumah bersama khadimat. Setiap akan pergi aku sudah menyiapkan makanan, snack dan susu uht untuk Asma. Dan selalu kutinggalin uang di atas kulkas, untuk jaga-jaga kalau ada iuran RT atau sumbangan-sumbangan lainnya. Aku pesan ke kahadimat untuk tidak menyetel tv dan tidak jajan ke warung. Dia mengiyakan.
Tapi janji tinggalah janji..... Setiap pulang kulihat Asma sedang khusyuk di depan TV dan dia cerita kalau jajan ini itu... Duhhhh. Sebenarnya bukan masalah uangnya tapi kebiasaannya itu lho...Trus yang dibeli sebangsa jajan anak yang bervetsin. Pernah ada satu fase dimana semua tukang jualan dipanggil Asma. Aku biarkan saja Asma nangis saat keinginannya untuk beli tak kupenuhi. Aku ingatkan sang kahdimat tapi dia malah tertawa. Duh tambah gondok deh ...
Aku lalu mensiasati dengan tidak meninggali uang dan saluran listrik ke TV kumatikan. Cara itu agak berhasil. Tapi kalau kebetulan aku minta tolong khadimat ke warung beli sesuatu , Asma selalu diajak . Dan pulangnya Asma sudah membawa jajanan. Kadang kesel banget deh tapi aku mencoba mengendalikan diri. Gimana pun tidak sepenuhnya salah khadimat. Dia mungkin nganggap aku pelit banget. Jajan seribu perak untuk anak aja gak boleh. Walau aku juga kasih tahu ke dia kalau gak bolehnya itu agar asma gak biasa jajan tapi mungkin dia gak paham.Lagian Asma masih bisa diberi pengertian.
Hmm...teman-teman ada yang punya pengalaman kayak aku atau mau kasih masukan buatku..silahkan ...n teriamaksih..
Senin, 21 April 2008
Maen ke DUFAN
Sabtu kemarin kami bertiga-aku,suami dan Asma,bergi ke DUFAN. Alhamdulillah dapet tiket compliment dari Ancol, jadinya gratis !!! Berangkatnya pagi-pagi jam 8an biar pulangnya gak kesorean. Trus busway juga gak penuh. Maklum armada busway kita masih minim banget, antreannya sering panjang dan melelahkan.
Alhamdulillah busway kosong jadinya bisa duduk. Kampung Melayu - Ancol hanya bayar 3500 per orang dan ditempuh hanya selama 40 menit. Bayangin kalau naik taksi,Kampung Melayu Ancol bisa lebih dari 50 ribu. Selama perjalanan Asma sangat gembira. Bernyanyi-nyanyi bareng abinya. Umminya diam saja, tahu dirilah suara fals gini..he..he..hee..
Begitu sampai Ancol dengan semangat empatlima kita ke Dufan. Begitu sampai di sana kami membaca pengumuman bahwa Dufan baru buka jam 11 siang. Duuuhhh.... kok ya kita lupa kalau Dufan bukanya siang. Beda dengan Seaworld dan gelanggang samudra yang buka pagi. Awalnya kecewa dan bete banget. Habis harus nunggu dari jam 9 sampai jam 11. Kata suami," Udah deh kita jalan-jalan yuk sambil makan perbekalan.."
Kami lalu mencari tempat yang enak untuk duduk-duduk dan makan perbekalan. Sesekali jalan-jalan. Tak terasa waktu menunjukan pukul 11, kami cepat-cepat masuk Dufan dan menikmati permainan yang ada. Sayangnya karena aku ha,il dan Asma tingginya belum ada 100 cm hanya sedikit wahana yang bisa kami nikmati.
Kamis, 10 April 2008
Mang Jeguk
Secara fisik lelaki itu sudah tua. Tubuh hitamnya keriput dimakan matahari. Gigi-giginya banyak yang ompong. Posturnya pendek dan agak bungkuk. Tetapi lelaki itu sangat istimewa karena setiap pagi teriakannya ditunggu-tunggu oleh ibu-ibu di kampung sebelah komplek. “Mang Jeguk sudah lewat belum??’ dijawab , belum dengar tuh teriakannya…” Saya juga termasuk bagian dari ibu-ibu yang menunggu-nunggu kedatangan Mang Jeguk.
Siapakah Mang Jeguk yang kedatangannya ditunggu-tunggu mirip artis idola ?? Yaa Mang Jeguk memang bukan artis idola juga bukan anggota legislatif yang sedang bagi-bagi sembako. Mang Jeguk hanyalah seorang tukang sayur sederhana. Dagangannya pun sangat sederhana yang ditaruh di gerobak yang mungkin umurnya sudah puluhan tahun. Setiap pagi dia lewat menawarkan dagangannya dengan baju lusuh dan caping bututnya. Yang membuatnya spesial adalah sayurannya harganya sangat murah. Ketika cabe mahal sampai di atas dua puluh ribu dia tetap mau melayani orang yang membeli cabe seribu rupiah . Dengan uang sepuluh ribu saya bisa mendapatkan bayam, jagung manis,
Pernah suatu siang saat hujan lebat mengguyur Jakarta Mang Jeguk tetap berteriak menjajakan dagangannya. Tubuh tuanya menggigil, hanya ditutupi selembar plastik dan caping lusuhnya. Bibirnya biru menahan dingin. Dagangannya masih separoh gerobak. Saya minta dia beristirahat di rumah saya sambil minum kopi dan ganti baju. Alhamdulillah ada baju hangat yang masih bagus. Sambil bbil memilih sayuran saya bilang pada beliau, “ Sudahlah Mang, kalau hujan kayak gini gak usah jualan. Istirahat di rumah saja….” Jawabnya,” Aduh Neng kalau Mang gak jualan kumaha beli beras buat anak-anak…”. Sontak mata saya memanas. Terharu mendengar jawabannya.
Sebenarnya anak-anak Mang Jeguk sudah besar dan sudah mandiri semua. Mereka juga meminta bapaknya untuk tidak berdagang lagi. Tapi bertahun-tahun setelah istrinya meninggal, Mang Jeguk menikah lagi. Perempuan yang dinikahinya bukanlah gadis muda ataupun janda kembang. Mang Jeguk menikahi janda tua dengan 6 anak yang separuhnya masih kecil. Katanya, niat menikahi janda itu untuk melindungi dan menafkahi anak-anak yatim. Subhanallah.
Mang Jeguk bukanlah orang religius yang rajin beribadah. Beberapa kali dia tidak shalat jumat dan entah dengan ibadah lainnya. Tapi dia punya keshalihan sosial yang tinggi melebihi orang-orang yang mengaku shalih. Semoga Allah membuka pintu hidayah-Nya agar dia lebih mendekat ke Allah dan melapangkan rizki untuknya.